Aku masih duduk di bangku SMA
saat itu. Di saat aku dengan teman-teman yang lain biasa pulang sekolah
bersama-sama. Usiaku masih terbilang hijau, sekitar sembilan belas tahun. Aku
tidak terlalu tahu banyak tentang wanita saat itu. Di kelas aku tergolong anak
yang pendiam walaupun sering juga mataku ini melirik pada keindahan wajah
teman-teman wanita dikelasku waktu itu.
Hal ini jugalah yang membawa aku
bersama 2 temanku Bambang dan Eko kedalam sebuah pengalaman yang tak terlupakan
bagi kami saat duduk dibangku SMA dulu. Semuanya bermula dari kegigihan Bambang
terhadap perempuan.
Kebiasaannya untuk tak melewatkan barang sedetikpun
perhatiannya terhadap keindahan wanita membawa aku, dia dan Eko kesebuah rumah
di komplek pemukiman Griya Permai. Mulanya aku dan Eko sedang asyik bercanda,.
Secara tiba-tiba Bambang menepuk pundakku dengan keras. Matanya tertuju kesatu
rumah dengan tajamnya. Ternyata disana kulihat ada seorang wanita dengan
mengenakan rok mini baru saja keluar meninggalkan mobilnya untuk membuka pintu
pagar rumah.
“Heh, bang. Kenapa sih elu tiap
lihat perempuan mata elu langsung melotot kayak begitu ?” tegurku. “Elu itu
buta ya, wan. Elu kagak lihat bagaimana bongsornya bodi tuh wanita ??” balasnya
cepat. “Bambang, Bambang.. bisa-bisanya elu nilai perempuan dari jarak jauh
begini-ini” sambung Eko “Itu mata.. apa teropong” “Wah, kalau untuk urusan
wanita kita nggak pake mata lagi, men. Nih, pake yang disini nih.. dibawah
sini” jawab Bambang sambil menunjuk-nunjuk kearah kemaluannya. “Kalau gua udah
ngaceng, perempuan diseberang planet juga bisa gua lihat” kata Bambang dengan
senyum penuh nafsu. “Jadi sekarang elu lagi ngaceng, nih ?!” tanya gue yang
sedari tadi hanya bisa tenggelam dengan pikiran-pikirannya. “So pasti, men. Nih
kontol udah kayak radar buat gua. Makanya gua tahu disana ada mangsa” jawab
Bambang dengan lagi-lagi menunjuk ke arah kemaluannya.
“Gila lu, bang” kataku.
“Sekarang begini aja” ujar
Bambang kemudian “Elu pada berani taruhan berapa, kalau gua bisa masuk kerumah
tuh wanita ?” “Elu itu udah gila kali ya, bang. Elu mau masuk kerumah itu
perempuan ??” jawabku cepat. “Udah deh.. berapa ? Goceng ??”tantangnya kepada
kami. Sejenak aku, dan Eko hanyut dalam kebingungan. Teman kami yang satu ini
memang sedikit nekat untuk urursan wanita. “Goceng ??”potong Eko cepat “Wah gua
udah bisa beli mie bakso tuh” “Ha-alah, bilang aja kalau elu takut jatuh miskin.
Iya kan, ko ?” balas Bambang dengan sedikit menekan.
“Siapa bilang, kalau perlu, ceban
juga hayo” jawab Eko tak mau kalah. “Oke, oke.. heh, heh, heh. Sekarang tinggal
elu nih, wan. Kalau melihat tampang elu sih, kayaknya gua ragu” “Heit tunggu
dulu” ujar gue. Gue langsung cepat-cepat merogoh kantong celananya. Selembar
uang kertas lima ribuan langsung dikibas-kibaskan didepan kedua mata Bambang.
“Gua langsung buktikan aja sama elu.. nih” “Oke. Sekarang elu pada buka tuh
mata lebar-lebar” kata Bambang kemudian.
Bambang langsung berjalan menuju
kerumah yang dimaksud. Tampak disana sang pemilik rumah telah memasukkan
mobilnya. Saat ia hendak menutup pagar, aku lihat Bambang berlari kecil
menghampirinya. Disana kulihat mereka sepertinya sedang berbicara dengan penuh
keakraban. Aneh memang temanku ini. Baru saja bertemu muka dia sudah bisa
membuat wanita itu berbicara ramah dengannya, penuh senyum dan tawa.
Dan yang lebih aneh lagi
kemudian, beberapa saat setelah itu Bambang melambaikan tangannya kearah kami
bertiga. Dia mengajak kami untuk segera datang mendekatinya. Setelah beberapa
langkah aku berjalan, kulihat Bambang bahkan telah masuk ke pekarangan rumah
menuju ke pintu depan rumah dimana wanita itu berjalan didepannya. Bambang
memang memenangkan taruhannya hari itu. Di dalam rumah kami duduk dengan
gelisah, khususnya aku. Bagaimana mungkin teman kami yang gila perempuan ini
bisa dengan mudah menaklukkan wanita yang setidaknya dua puluh tahun lebih tua
usianya dari usia kami. Sesaat setelah Bambang selesai dengan uang-uang kami
ditangannya, akupun menanyakan hal tersebut.
“Gila lu, bang. Elu kasih sihir
apa tuh wanita, sampai bisa jinak kayak merpati gitu ??” tanyaku penasaran.
“Heh, heh, heh.. kayaknya gua harus buka rahasianya nih sama elu-elu pada”
jawabnya. “Jelas dong, bang. Goceng itu sudah cukup buat gua ngebo’at. Elu kan
tahu itu” tambah Eko lagi. “Begini. Kuncinya itu karena elu-elu semua pada
blo’on” jelas Bambang serius. “Apa maksudnya tuh !” tanya gue cepat. “Iya,
elu-elu pada blo’on semua karena elu-elu kagak tahu kalau perempuan itu
sebenarnya tante gua.. tante Ayu, dia istrinya om harso, adik mama gue”
tambahnya lagi. “Wah, sialan kita sudah dikadalin nih sama… playboy cap kampak”
kata Eko. “Itu kagak sah, bang. Itu berarti penipuan”sambung gue. “Itu bukan
penipuan. Kalau elu tanya apa gua kenal kagak sama tuh perempuan, lalu gua
jawab enggak.. itu baru penipuan” jelas Bambang. Untung aja pertengkaran
diantara gue dan teman-teman saat itu nggak lama karena tidak lama tante ayu
yang ternyata tante si Bambang itu datang dengan membawa minuman segar buat
kami.
“Ada apa kok ribut-ribut.
Kelamaan ya minumannya ?” tanya tante Ayu. Suaranya terdengar renyah ditelinga
kami dan senyumannya yang lepas membuat kami berempat langsung terhenyak dengan
kedatangannya yang tiba-tiba.
“Ah, nggak apa-apa tante” jawab
Eko. Bambang yang duduk disebelahnya terlihat serius dengan pikirannya sendiri.
Baju t-shirt yang dikenakan tante Ayu memiliki belahan dada yang rendah
sehingga disaat beliau membungkuk menyajikan gelas kepada kami satu-persatu,
Bambang terlihat melongok-longokkan kepalanya untuk dapat melihat isi yang
tersembunyi dibalik pakaian beliau saat itu. Aku sendiri bisa menyaksikannya,
kedua payudara beliau yang besar, penuh berisi. Menggelantung dan bergoncangan
berulangkali disetiap ia menggerakkan badannya.
“Ini tante buatkan sirup jeruk
dingin untuk kalian, supaya segaran” jelas tante Ayu ”Hari ini panasnya, sih”
Saat tante Ayu selesai dengan gelas-gelasnya, iapun kembali berdiri tegak.
Keringat yang mengucur deras dari kedua dahinya memanggil untuk diseka, maka
beliaupun menyekanya. Tangan beliau terangkat tinggi, tanpa sengaja, ketiak
yang putih, padat berisi terlihat oleh kami. Beberapa helai bulunya yang halus
begitu menarik terlihat. Jantungku terasa mulai cepat berdetak. Karena saat itu
juga aku tersadarkan kalau dibalik pakaian yang dikenakan tante Ayu telah basah
oleh keringat. Lebih memikat perhatian kami lagi, disaat kami tahu bahwa tante
Ayu tidak mengenakan BH saat itu.
Kedua buah puting susunya
terlihat besar menggoda. Mungkin karena basah keringatnya atau tiupan angin
disiang hari yang panas, membuat keduanya terlihat begitu jelas dimataku.
“Tante habis mengantar om kalian ke bandara hari ini. Jadi tante belum sempat
beres-beres ngurus rumah, apa kabar mama papa kamu bang?” katanya lagi. “eh oh,
baik2 aja tante, tante kapan dong main ke rumah lagi” Bambang tampak grogi.
“duh tante lagi sibuk2nya ngurusin bayi, dulu juga tante ngurusin kamu, skr
kamu udah ABG gini” tante ayu mencubit pipi Bambang. Bambang tersipu.
Ditengah pesona buah dada yang
menggoda nafsu birahi kami semua, perhatian terpecah oleh tangisan suara bayi.
Aku baru tahu kemudian, bahwa itu adalah anak tante Ayu dan om harso yang
bungsu. Anak mereka baru dua dan yang sulung sudah kelas 6 SD. Jadi agak jauh
bedanya dengan yang ke dua. Beliaupun terpanggil untuk menemuinya dengan
segera. “Kalian minum dulu, ya. Tante kebelakang dulu.. oh, iya Bambang. Tadi
mama kamu tlp, nanti kamu jangan lupa tlp rumah ya bilang kalo kamu di sini” “Iya
tante.” kata Bambang.
Hanya selang beberapa menit
kemudian, tante Ayu sudah menemui kami kembali di ruang tamu. Namun satu hal
yang membuat kami terkejut kegirangan menyambut kedatangannya dikarenakan
beliau terlihat asyik menyusui bayinya saat itu. Bayi yang lucu tetapi buah
dada yang menjulur keluar lebih menyilaukan pandangan jiwa muda kami berempat.
Beliau sudah memakai BH namun satu cup nya di buka untuk menyusui bayinya.
Tante Ayu terlihat tidak acuh dengan mata-mata liar yang menatapi buah dada segar
dimulut bayinya yang mungil. Ia bahkan terlihat sibuk mengatur posisi agar
terasa nyaman duduk diantara Bambang dan Eko saat itu.
“Ini namanya Bobby” jelas tante
Ayu lagi sambil menatap anak bayinya yang imut itu “Usianya baru sembilan
bulan”
“Wah, masih kecil banget dong
tante” balas Bambang. “Iya, makanya baru boleh dikasih susu aja” “ASI ya, tante
?” tanya Bambang polos. “Oh, iya. Harus ASI, nggak boleh yang lain” jelas
beliau dengan serius. “Kalau orang bilang susu yang terbaik itu ASI, tante ?” “Betul,
Bambang. Dibandingkan dengan susu sapi misalnya. Ya, susu ibu itu jauh lebih
bergizi.. heh, heh, heh” tambah tante Ayu penuh yakin. “Mamaku juga suka
bikinkan saya susu setiap pagi, tante” kata Bambang menjelaskan. “Oh, iya…
bagus itu” “Tapi susu yang saya minum setiap hari.. ya, susu sapi tante”
sambung Bambang lagi penasaran. Sementara tante Ayu masih terlihat sibuk dengan
bayinya . Namun beberapa saat setelah itu beliau mengatakan sesuatu yang
mengejutkan kami. “Susu ibu tetap lebih bagus. Bahkan di India ada yang bisa
menyusui anaknya hingga berusia sepuluh tahun” “Wah, asyik juga tuh” sela Eko
cepat.
Tante Ayu hanya tersenyum simpul.
Tiba2 entah mendapat ide gila dari mana Eko yang sedari tadi hanya duduk diam
mendengarkan nyeletuk dengan seenakknya. “Coba ya kita bisa cicipin asi tante,
duh pasti asyik ya?” Kami semua, apalagi Bambang terkejut setengah mati.
Tentunya dia lebih kaget krn itu adalah tantenya sendiri. Jantungku terasa
berhenti berdetak saking kagetnya. Rasanya ingin lari saja dari ruangan itu
karena malu dan takut dimarahi. Ternyata Tante Ayu tidak marah. “yah kalo
kalian mau, di dapur ada tuh ASI tante yang di peras dan masukan dalam botol.
Kami semua berpandangan. “maksud
kami langsung minum dari sumbernya tante’ kata Eko malu2. Tante Ayu melotot, Km
sudah siap dia meledak mengomeli kekurangajaran Eko. Tapi ternyata tidak. Ia
malah tertawa cekikikan, dadanya berguncang2. “aduhhh kalian ini nakal sekali
ya. Kalo langsung berarti kalian liat buahdada tante dong. Tapi kalian susah
besaar, sudah ABG, 19 tahun kan kamu Bambang,Irwan dan Eko? Kami mengangguk
serempak. “emang kenapa kalo udah 19 tante?” aku memberanikan diri bertanya.
Tante menggosok2 rambutku dengan lembut. “kalo sudah besar sudah ada nafsunya
Irwan sayang. Masa mau liat buahdada wanita dewasa? terlalu besar resikonya
memberikan payudara tante untuk kalian hisap,”
Mendengar tante menyebut kata
“buahdada” saja sudah membuat darahku berdesir, aku yakin begitu juga dengan
teman2ku. Namun setelah kami semua membujuk tante, serta berusaha meyakinkan
tante bahwa kami tidak akan berbuat lebih dari mencicipi asi tante, beliau
luluh juga. Apalagi setelah melihat mata Eko yang tampak sangat ‘ngenes’
menginginkan pengalaman baru yang bagi kami saat itu sudah sangat luar biasa.
“ya udah, tante mau deh. Tapi janji ya, kalian udah selesai sebelum oom kalian
pulang” “iya iya tante” “Bambang, kalo papa mama kamu tau kamu nakal gini sama
tante, bisa dicabut uang jajan kamu. Apalagi kalo tante bilang om harso, bisa
dihajar kamu abis2an” “ya jangan ngadu dong tante’ Bambang ketakutan. “Dan
janji ya kalian. hanya minum asi saja, tante nggak pengen kalian macem-macem
sama tante. “Nggak kok, tante, kami janji” sambil berkata begitu mata kami
bertiga tidak lepas dari dada tante Ayu sambil meneguk ludah berkali2. Tentunya
kami akan berkata apapun agar mimpi km terpenuhi saat itu. Kami tidak sabar
menanti pemandangan indah itu sebentar lagi. Tante sepertinya menyadari hal itu
dan tersenyum2 sendiri melihat kami tingkah bertiga. Tante meminta ijin untuk
menaruh si bayi sejenak di boxnya. Kami duduk rapi berjejer di sofa. Tak lama
tante muncul lagi dan berdiri di depan kami. Kami duduk manis dengan tegang.
Tante hanya senyum2. “Siap? Godanya. “Ssss sssi ssiap tante” kata kami hampir
serentak. Tante menyunggingkan senyum sekali lagi, maniss sekali.
Pemandangan yang ditunggu2 pun
datanglah sudah. Tante meloloskan bagian atas dasternya yg sdh dlm posisi
terbuka kancing atasnya secara perlahan. Kini bagian atas tubuh mulus itu hanya
tertutup BH saja. Bagian bawah masih tertutup daster yang tersangkut di
pinggangnya. Seksi abisss!! Jantung kami bertiga seperti ensemble perkusi saja
berdetak kencang sekali, untung saja tante tidak mendengar. Kemudian tangannya
meraih ke belakang punggunnya, meraih hook BH dan melepaskannya. Mata kami
mengikuti setiap milisecond gerakan tante membuka bh tersebut dan
memperlihatkan kulit dadanya yg putih mulus. Seperti kartu yang dipirit, dada
kirinya tersingkap. Kini payudara kirinya benar2 bulat2 terpampang di hadapan
kami tanpa terhalang kepala bayi lagi. Mula2 tante hanya membuka salah satu
cupnya saja. Tapi kami protes.
“Dua2nya aja tante”. “Ampun kamu
pinter banget berdebat sih, iya deh tp janji ya jgn liar ngeliat tante
telanjang dada yaa” sambil berkata demikian tante menuruti kemauan kami dengan
membuka cup yang satunya lagi. “nihh, puas?” goda tante ayu sambil mengerling
menggoda ke arah kami. Barulah terpampang di depan kami lengkap sepasang
payudara yang super indah. Sungguh tidak ada celanya. Dengan puting yg merah
muda, padhal usia tante sudah hampir 35 th tp mungkin karena kulitnya yang
sangat putih dan perawatan yang baik sehingga payudaranya masih terliat sangat
mengkal dan kencang, dg puting yg imut warna muda dan posisi mengacung ke atas.
Tentu saja kami bengong, bungkam seribu bahasa sambil bengong menatap benda
terindah yang pernah kami liat saat itu. Tante Ayu tersenyum meliat kegenitan
bocah2 itu.
“gimana? masih montok kan? Kalian
suka gk?” “serentak kami menjawab: “suka suka tante” Dia duduk di sofa, kami
saling berpandangan siapa yang duluan mulai. Akhirnya Ekopun memulai duluan. Ia
duduk di samping tante, mula2 ia memegang tante tante dan dipinggirkannya agar
tidak menghalangi tubuhnya yang duduk merapat wanita cantik itu. Dengan gemetar
dia mendekatkan mulutnya ke puting yang sangat menggoda tersebut. Tante tampak
sedikit grogi. Dan akhirnya sampailah mulut Eko di surga dunia tersebut. Kedua
bibirnya mengatup dan mengunci putting kiri tante. Dia langsung tergegas
menghisapnya. Tante Ayu melenguh perlahan. Maklum, kali ini ‘bayi’ yang menyusu
padanya adalah remaja tanggung dengan gigi yang lengkap! Tangan tante memegang
kepala eko. Ia menggigit bibir bawahnya dan matanya mendelik ke atas. Pasti
karena perasaan aneh yang melandanya saat itu.
Sungguh pemandangan yang
menegangkan. Seorang wanita dewasa yang sangat cantik dan sintal menurut kami,
sudah menikah, membiarkan mulut seorang anak tanggung hinggap di payudaranya
yang putih mengkal. Susu keliatan mengalir deras ke dalam mulut Eko. Keliatan
dari mulut teman kami itu yang menggembung penuh oleh cairan. Dengan nekad Eko
melanjutkan dengan meremas buah dada beliau serta mulai berani memainkan puting
susunya dengan beberapa gerakan memelintir
“Pentil yg satunya nggak usah
dipencet-pencet lagi. Udah keluar kok. Kamu coba langsung menghisapnya kayak
anak tante ini” jelas beliau lagi. Setelah berapa lama, Eko pun tampak puas. Ia
menarik mulutnya dari putting tante ayu yang keliatan mulai memerah sambil
menyeka mulutnya. Sesekali ia melepas kenyotannya dan memainkan putting tante
dengan sapuan melingkar lidahnya mengelilingi putting itu. Tante protes. “Okhh
Eko, apa2an sih kamu, jangan gitu, jangan dijilat2 doong” Eko menurut namun
sesekali ia mencuri2 lagi kesempatan. Akhirnya tante keliatan rada kesal dan
mendorong Eko menjauh. “udah ah, cukup ah kamu, genit banget sih, jelek” dengan
wajah dicemberut2kan, Eko menarik diri sambil nyengir.
Kini giliran Bambang. Awalnya dia
juga tampak grogi banget, maklum, tante ayu kan istri oomnya sendiri. Dia
kebingungan mengambil posisi harus bagaimana mulai menyusu. Aku dan Eko tidak
tinggal diam untuk membantu. Tante pun kami baringkan dlm posisi telentang di
sofa. Mula2 tante bingung tapi tetap menurut juga. Aku dan Eko meratakan
kakinya di sofa, mata kami nanar melihat daster tante yg tipis dan menerawang,
memperlihatkan celana dalamnya di balik itu. Ada bayangan hitam di sana, apalgi
kalo bukan bulu2 halus kemaluan. Angan2 kami terus melambung tinggi
mengharapkan dapat menikmati sesuatu yg lebih dari ASI malam itu. Apalagi kalau
bukan ‘sari’ tante, tante Ayu sebagai wanita seutuhnya. Namun tentunya kita
tidak bisa berharap angan itu akan menjadi kenyataan, untuk bisa berbuat ini
saja kami sudah sangat beruntung.. Bambang merangkak di atas tubuh putih mulus
itu. Mulutnya melahap dg rakus payudara kiri tante Ayu smtr tangannya sibuk
membelai satunya lg. km melotot meliat kenekadan Bambang. Tante Ayu hanya
tersenyum2 simpul sambil membelai kepala Bambang.
“ini dia keponakan tante yang
paling nakal sama tantenya sendiri. Untung tante baik gk akan ngadu sama
mamanya” Bambang merah mukanya. “santai aja ya sayang. Gk usah terlalu bersemangat.
Sakit lho. Tante gk ke mana2 kok” ujarnya perlahan. Sesekali ia merintih dan
tubuh moleknya itu menggelinjang. Bambang terus menyedot seakan tidak ingat
giliran yang lain. Bunyi berdecap terdengar kencang sekali. Otot payudara tante
sampai tertarik ke atas. Terlihat jelas sekali urat2 payudara tante serta
pori2nya. Kami sangat terangsang. Tante menggelinjang hebat, “ouwww Bambangdd,
kok dijilat2 sihhh sayangg. km mau minum susu atau apa sih sayang, nggghhhhhh,
ouhhh, ngghhhh, kamu dan eko sama genitnya nihh” “minum susu tante” ujar
Bambang tersipu. “itu namanya mencabuli tante sayang, gak boleh ya, kamu sudah
mulai besar tapi belum cukup dewasa untuk berbuat cabul begtu, yah? Awas kmu
macem2 tante aduin mama kamu yaa”
Bambang nyengir malu. Ia
menghentikan aksinya sebentar. Sambil terus menatap nanar puting merah muda
tersebut. Kemudian kembali menghisap tanpa jilatan seperti permintaan tante
Ayu. Yg tidak bisa dihindarkan adalah penisnya yang membengkak dari balik
celananya menyundul2 selangkangan tante Ayu. Wanita molek itu menyadari hal itu
dan mencoba memposisikan dirinya tidak seperti sedang disetubuhi remaja
tersebut, tapi Bambang tetap memaksakan sehingga tante Ayu terpojok di pojok
atas sofa tanpa bisa berontak lebih lanjut.
“Bambang, Bambang, Bambang, stop
dulu sayang, stop stoppp” Bambang menyetop aksinya. Tante duduk sambil melotot:
“inget gk sama janji kamu tadi?” omelnya. Tapi dia tidak tampak marah betulan,
mungkin hanya kesal. Bambang menunduk. “maaf tante, kebawa emosi” “iya tante
ngerti kalian ini masih tinggi2nya libido di usia kalian itu, tante kan sudah
kasih kalian kesempatan untuk sedikit menikmati keindahan tubuh wanita. Tante
rela sedikit memperlihatkan tubuh tante untuk kalian krn tante sayang kalian.
Untuk memperlihatkan buahdada tante ke kalian saja, tante sudah terbilang
nekad, apalagi tante kan bersuami dan kalian sudah cukup beruntung”. Kami hanya
mengangguk-angguk. “kalo tadi penis si Bambang melejit dan nyelonong masuk
vagina tante gimana? Masa kamu mau penetrasi tante sendiri? Kamu kebayang gk
dosanya sperti apa? kalo kalian gk mau kontrol, tante batalkan saja deh acara
minum susu ini,” ambeknya. “jangan-jangan tante, kita janji deh” aku menyela.
Yg lain juga mendukung sambil mengangguk-angguk.
Sisa malam itu kami menghormati
peraturan yang tante berikan, kami hanya strict dengan acara menghisap payudara
tanpa embel2 kenakalan lain walaupun harapan kami bisa lebih beruntung daripada
itu. Sambil mengenakan kembali BHnya tante menepuk2 kepala kami satu per satu.
“tante senang kalian mengikuti aturan tante. Tante harus tegas walaupun tante
tau kalian pasti sangat terangsang bisa melihat isi BH tante, tante yakin
kalian sudah membayangkan bisa menyetubuihi tante bukan?” Alangkah malunya kami
tante bisa menebak piikiran kami. Kami hanya mengangguk-angguk lemah sambil
menundukkan kepala. “Bukannya tante munafik, terus terang tante agak2 penasaran
juga gimana rasanya kalian setubuhi, pemuda2 setampan dan segagah kalian. Tapi
tante akan terus merasa bersalah sama oom kalian kalo tante menuruti emosi
membiarkan tubuh tante kalian nikmati. Kalau kalian menghormati om harso, tentu
kalian menghormati beliau kan? Bayangkan perasaan oom kalo tau istrinya kalian
setubuhi bertiga? Coba kalo kelak kalian punya istri kemudian disetubuhi orang
lain, anak2 tanggung lagi. Kalo kalian terus menurut begini, tante gk keberatan
kalo kalian ingin lagi sekali2 nikmati dada dan susu btante.” Kami tentunya
tidak bisa berbuat lain selain mengangguk-angguk. “Ngomong2, kalo kalian ingin
lepaskan, buang aja dulu tuh di kamar mandi tante, tapi ingat ya, siram lho.
Tante gk mau oom liat genangan sperma di kamar mandinya” sambil berkata begitu
tante tersenyum ke arah kami bertiga. Malunya bukan kepalang lagi mendengar
tante tahu saja tekanan biologis kami. Kami pun masuk kamar mandi untuk
mengluarkan isi ‘peluru’ kami. Namun Bambang belum, ckup lama setelah kami
keluar, Bambang akhirnya keluar juga. “tante, aku gk bisa” “lho kenapa? Ya
sudah di ruma saja nanti ya sayang’ kata tante. “hmmm, tante boleh nggak aku
keluarin di antara dada tante?’ ucapnya malu2. “Tante tersenyum. “iya deh liat
ke sini.km kbyakan liat bf kyknya nih.sini”
Bambang memelorotkan celananya.
Tante berjongkok di depan keponakannya itu sambil membuka kembali baju atas dan
behanya. Terliat lagi sepasang payudara indah itu. Bambang pun mulai mengocok
sambil membelai2 payudara tersebut. Suatu pemandangan yang ganjil bagi kami
saat itu tapi sangat merangsang. Akhirnya Bambang pun keluar. Spermanya muncrat
dengan deras menyirami payudara dan sebagian wajah tantenya tersayang itu. Kami
tertegun tidak berkata apapun melihat itu. Tante menyeka sisa2 sperma sambil
tersenyum2 simpul. “dasar ABG” kerlingnya lagi. Kamipun beres2 dan pulang
setelah itu.
Semenjak hari beruntung itu, pada
setiap hari-hari tertentu dalam seminggu kami pasti berkunjung kerumah tante
Ayu tentunya jika oom harso tidak ada. Tante Ayu senantiasa menyambut kami
dengan ramah dan penuh perhatian. Beliau tidak pernah mengecewakan kami.
Menyusui kami dengan sabar satu persatu. Tidak pernah sejenakpun kami merasa
bosan dengan buahdada dan putingnya yang selalu mengacung tegang tiap kali kami
mainkan. Setelah waktu berlalu, tante mulai memperlunak sikapnya. Beliau tidak
lagi marah bila kami menekan-nekan pistol kami di selangkangannya. Hisapan kami
pun tambah bervariasi. Bambang suka menjilati sekitar putting, aku suka
menggesekkan bibirku ke seluruh permukaan payudara beliau yang sangat halus
tersebut, dan Eko senang sekali membenamkan wajahnya ke antara ke dua gunung
kembar tersebut. Tangan kami pun makin hari makin liar, dan tante seperti nya
sudah capek menjaga tangan kami sehingga akhir2nya beliau pasrah saja dengan
kenekadan dan kejahilan tangan2 kami dalam menjamah bagian2 sensitif tubuhnya.
Dimulai dg Bambang. Akhirnya km semua pernah merasakan mengobel vagina wanita
bersuami itu. Akhirnya kami semua bisa merasakan anatomi vagina tante ayu mulai
dari labia, klitoris, sampai masuk-masuk ke dalam ke rahim, alangkah indahnya.
Suara menjerit dan merintih tante setiap kali jari kami menyelip masuk diantara
kedua paha mulusnya terdengar sangat merdu dan menggoda. Namun semua itu kami
lakukan tanpa sekalipun dibolehkan meliat langsung ke arah vagina teresbut.
Sampai selama itu, senakal2nya kami, kami tetap menjaga kehormatan tante Ayu
dan tidak mencoba2 mengusik daerah terlarangnya walaupun keinginan kami untuk
melakukannya sudah memuncak sampai ujung kepala.
Adalah Bambang yang mula2
mencetuskan keinginannya melihat kemaluan Tante Ayu. Semula kami kita tante
akan marah tapi ternyata tante menanggapi permintaan kurang ajar Bambang itu dg
tertawa geli. “ya ampunn, buat apa sih Bambang? Kalian kan dah puas korek2
itu?” “kepingin aja tante, aku belum pernah liat soalnya hehehe..” “terus kalo
dah liat mau ngapain?” “ya nggak ngapa2in, mau liat ajaa” kami tegang sekali
mendengar pembicaraan tersebut. Kami takut sekali tante marah dan mengadukan
kami kepada Oom harso. Akhirnya terjadi juga. Sambil tersenyum2 menggoda, tante
melepaskan celana dlmnya dan perlahan2 memperlihatkan kpd km utk pertama
kalinya benda yang saat itu kami impi2kan untuk melihatnya. Km hampir berteriak
saking senangnya. Namun tentunya kami tidak berani berkata apapun selain
menahan nafas. Kemaluan kami yang pasti sudah tidak tertahankan lagi sedang
tegang2nya di dalam celana masing2. Tante Ayu tentunya menyadari keadaan ini.
Ia tersenyum simpul menyadari reaksi kami sambil mengelus2 sisi2 dari kemaluannya
yang tidak tertutup bulu.
“Apa bagusnya sih benda begini
aja?” godanya. Kami tidak mendengarkan dan terus saja melotot memandangi sela
paha yang sama sekali tidak tertutup itu. “udah ya?” kata tante ayu sambil
pura2 hendak menaikkan celananya lagi.
“Beluuum’!!” serentak kami
berteriak. “udah dong anak2, ini punya oom kalian lhoo. Tante kan malu. Lagian
nanti kalo ada yang masuk gimana?” rajuknya. “kita pindah ke kamar aja ya
tante” pancingku untung2an. Mulanya tante gak ragu. “ihhh kamu genit yaa, awas
yaa, tp tante sih mau aja, tapi awas jangan lupa daratan ya di kamar. Tante mau
kalian jaga tante. Tante sudah berikan banyak buat kalian lho’ “iya tante’ kami
manut2 saja. Tapi tentunya kayalan kami melayang ke mana2. “Tante mau deh
pinjamkan tubuh tante. Puaskan imaginasi erotis kalian dg tubuh ini. Satu hal
yang tante minta, kalian janji mau jaga kehormatan tante?” “iyaaa tanteeee”
serempak kami menjawab. Dengan girang Bambang mengambil inisiatif menggendong
tante ke dalam kamar. Di dalam kamar kami melemparkan tante ayu ke ranjang.
“auuwwww, ya ampun” pekik tante ayu. “ranjang tante dan oom kalian ini lho,
kalian hati2 ya ponakan2ku tersayang. Tante gk mau kalian melewati batas
apalagi di ranjang oom kalian dan tante yaaa”. Sekarang terlihat tante agak
kuatir. Maklum suasana malam itu sepi sekali.
Kami hanya senyum2 saja. Mata
kami nanar meliat pemandangan yang sangat luar biasa kali ini: tante ayu
telanjang bulat!! Tubuhnya telentang di atas kasur pasrah dengan kenakalan
bocah2 ini. sangat putih lagi montok, mulus dan sangat menantang hasrat
kelakian kami. Pahanya tidak lg tertutup memperliatkan gundukan daging tertutup
bulu yang seakan menantang kami untuk menerobosnya dgn penis2 liar kami.
Jantung km berdegup tidak menentu. Harapan kami bertiga saat itu sama: agar om
harso tidak cepat pulang. Kali ini Eko yang duluan naik ke atas ranjang.
Terliat tante agak grogi meliat tubuh Eko di atas tubuhnya yg telanjang di
ranjang. “aduh Eko, hati2 sayang, Eko, auhhh, hati hatiii…’’
Tante agak panik ketika berapa
kali kepala penis Eko tergesek diatas bulu2 kemaluannya ketika anak tanggung
itu sedang memperbaiki posisinya. Eko melirik ke arah kita dengan pandangan
agak nakal. Kami menangkap sinyal yang dilemparkan eko namun belum berani
memutuskan apa2. Maklum. Ini semua terlalu beresiko, kami tidak yakin apakah
tante ayu akan tetap sebaik sekarang kalau kami melangkah lebih jauh dari
biasanya.
Untuk sementara, Eko menuruti
kata-kata tante untuk menghindarkan penisnya tergesek ke benda ‘keramat’ itu.
Tante pun mulai kembali relax. Ia mulai ‘memperlakukan’ Eko dengan baik. Ia
biarkan anak tanggung itu merangkah di atas tubuhnya dan menjilati seluruh
permukaan payudaranya. Eko menikmati licinnya kulit payudara tante dengan
jilatan2 lembut dan sangat perlahan. Saat menyentuh putting tante, eko tambah
memperlambat gerakan lidahnya dan memutari putting tersebut dengan gerakan
melingkar2 dengan ujung lidahnya. Sesekali ia menyapu putting tersebut dengan
suatu jilatan halus. Terlihat tante ayu meregang. Badannya sesekali melengkung
ke atas menggelinjang menikmati jilatan2 eko yang mulai pintar itu. Eko
menangkap reaksi baik tante ayu itu dan memindahkan tangan kirinya ke antara
paha tante. Mula2 ia membelai2 bulu2 tersebut dengan sangat lembut, kemudian
jari tengahnya mulai menyelip. Dan bless, dalam tempo bbrp milisecond kami
menyaksikan jari tengahnya menghilang di antara bulu2 halus dan tipis tersebut,
menerobos di gundukan daging imut melalui celah2nya. Tante ayu menjerit halus.
Namun sempat cekikikan geli. Kami menganga, adegan itu membuat adik2 kecil kami
berdiri dengan tegangnya dan tidak seperti biasanya, kami tidak buru2 ingin
rekan kami menyelesaikan gilirannya. Kami pun tidak habis pikir mengapa Eko
kali itu sangat sabar dan cukup canggih memancing reaksi tante!
Tante keliatan bimbang. Dia mulai
berontak namun tiap kali jari Eko meneborobos, matanya mendelik ke atas.
Tindakan preventif tante adalah dia menutup pahanya dan membelokkannya ke
samping sehingga remaja tanggung itu tidak bisa mengarahkan penisnya di antara
selangkangan wanita berusia jauh di atasnya itu. Namun Eko tidak buru2
keliatannya. Dia benamkan berkali2 jarinya, sampai basah sekali. Bambang
berkali2 meliat ke luar jendela meliat ke pagar. Jelas dialah yang paling panik
dari semua di antara kita, karena yang sedang dikerjain adalah tantenya
sendiri. Ruangan ber AC tp kami berempat berkeringat. Apalagi Eko dan Tante
Ayu. Mereka terus bergumul di saksikan mata melotot saya dan bambang. Tiba2
bambang menghentikan aksinya, bangkit dan berdiri begitu saja di samping tempat
tidur, Penisnya yang sudah sangat bengkak terjuntai begitu saja tepat di
samping badan tante Ayu. Tante yang sintal itu ikut heran seperti kami.
“sudah eko? Kamu kenyang ya?”
kami tahu maksud tante dengan kenyang adalah puas tp tidak enak dia menggunakan
kata itu. Tentunya dia heran karena Eko belum ejakulasi. Dan dia pasti maklum,
kali ini sasaran kami adalah sampai ejakulasi tidak seperti biasanya. Walaupun
untuk mengharapkan ejakulasi di dalam vagina tante ayu masih terlalu muluk bagi
kami saat itu. Eko hanya tersenyum-senyum saja. Dia menelan sisa2 susu tante
ayu yang masih ada dalam mulutnya. Tante bangun dari posisi telentang, ia
mengambil kain di sisi tempat tidur dan menyeka payudaranya. Kami semua terdiam
tidak tahu apa yang harus kami lakukan saat itu. Nafsu binatang sudah memuncak
sampai ke ubun2 kami semua. Bahkan Bambang keliatan sudah tidak perduli lagi
hubungan darahnya dengan tante ayu. Kami bertiga tertegun memperhatikan tante
ayu yang masih telanjang bulat itu selama beberapa menit.
Tiba2 Eko memeluk tante ayu.
Tante yang tidak curiga tersenyum manis dan memeluk balik anak tanggung itu.
“kamu udah ya gilirannya? Sekarang gantian sama Bambang atau Wawan ya?” Eko
mengangguk2. Namun tangannya meremas payudara tante sekali lagi. Tante memegang
tangan nakal itu dan memindahkannya ke perutnya. “Sudah ya sayang. Cukup ya.
Kasian yang lain kepingin juga tuh”. Eko dalam tempo bberapa detik memindahkan
balik tangan tante ke penisnya dan memberi tanda ke tante untuk mengocoknya. Lagi2
tante dengan sabar tersenyum dan menuruti. Mungkin dengan demikian ia pikir Eko
akan cepat keluar dan menyelesaikan ‘penasaran’nya pada tubuhnya yang bugil
total saat itu. Mungkin itu juga dalam rencananya ke pada aku berdua Bambang.
Supaya cepat selesai dan kami cepat keluar dari rumahnya. Namun dugaannya
meleset jauh. Nafsu yg sudah memuncak Eko memberinya keberanian utk
membaringkan Tante Ayu sekali lagi.
Tante yang keliatan masih
bertanya2 mula2 menurut. Namun ketika Eko menggunakan tangannya mengangkangkan
kedua pahanya. Ia berontak dengan keras! “Eko!! Mau ngapain kamu????” jeritnya
tertahan. Karena saat itu, tangan Eko yang satu menekan tangan kiri tante ke
tempat tidur dan menggiring penisnya mengarah kepada kemaluan tante yang sudah
keliatan basah. Aku dan Bambang bengong tanpa mampu berbuat apa2. Sebagian dari
pikiran kami panik takut sekali ini akan jadi peristiwa pemerkosaan dan kami
akan terlibat di dalamnya. Sebagian lain dari otak kami, menginginkan Eko
membuka peluang itu untuk kami juga. Tak ada seorang pun di antara kami yang
sanggup menahan godaan seksuil memandang tubuh yang selama ini hanya ada dalam
khayalan kami itu dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun. Tanpa saling
bicara kami sadar dalam hati bahwa kesepakatan kali ini hanya satu: menikmati
tubuh itu bergantian!
Namun sekuat2nya tante ayu
melawan, tenaga eko lebih kuat. Dengan memaksa ujung penis eko mulai menguak
celah surgawi milik istri om harso itu. Kami hampir tidak berani meliat.
Ketegangan, ketakutan, bercampur dengan harap2 cemas bahwa tante akan menyerah
saja dan setelah itu kami mendapatkan giliran kami masing-masing. Yang kami
lihat saat itu ialah tante yang pucat pasi dan panik luar biasa. Namun karena
tenaganya sudah mulai habis, perlawanannya pun melemah. Usaha terakhirnya ialah
mendorong dada eko sekuatnya. Namun ekok sudah kerasukan. Kepala helm terus
merangsek masuk senti demi senti.
“oh my god oh my god, eko, eko,
sadar sayang, eko, elin elingggg… nggggghhhh. Eko itu masuk, masuk sayang.
Please udah udah, tante mohon sayang, eko ya ampun, ekoo ampunnnn dehhhh….
ohhhh.. om bentar lagi pulang eko… udah yaaaa… auuuuuuwwww ekkkkoooo…. “ kami
meliat ujung penis eko sudah mulai menghilang. Astagaaaaa. Seakan kami tidak
mempercayai apa yang kami liat malam itu. Eko berhasil melakukan sesuatu yang
selama ini hanya mimpi! Eko benar2 pahlawan kami saat itu.
Seiring dengan melesaknya si
jagoan kecil eko, mata tante mendelik2 sehingga cuma keliatan putihnya saja.
Hidungnya kembang kempis, nafasnya tambah memburu. putingnya yang selama ini
memang sudah memunjung posisinya tambah memunjung ke atas. Siapapun yang
melihat dia dalam posisi ini pasti akan terangsang dan mungkin akan join dengan
eko untuk mengerjainya. Keberanian tante bermain dengan resiko selama ini menjadi
bumerang. Akhirnya ia harus termakan kenakalannya sendiri yang dimulai dari
niat flirting saja. Seorg anak tanggung berhasil mempenetrasinya!!! Ini adalah
ganjaran yg mgkn akan disesali tante Ayu seumur hidupnya. Sisa-sisa tenaga
tante ayu mungkin tidak cukup lagi untuk menghentikan Eko. Eko mulai mencumbu
wanita yang jauh lebih tua dari mereka itu. Ia menciumi leher tante ayu, dan
menjilati dadanya. Tangan tante ayu direntangkan dan dia terus menekan masuk
sepnuhnya masuk dalam liang pertahanan terakhir tante ayu. Tante ayu pun
menjerit ckup kencang kali ini. Ia melenguh sangat panjang namun tidak bisa
memungkiri kenikmatan yang diperolehnya dari kenekadan pemuda yang tidak sampai
setengah umurnya dari dia tersebut.
“ekkkooooo, gila kamu sayang…
owwww… itu masuk semua.. Ya ampun Eko, what the hell are you doing… ekkoooo
jangan sayanggggg, oh God, you’re fucking me Eko, please stoppppp….” . dan
blesssss… kami mnahan nafas. Eko sejenak terdiam. Ini berhenti dalam posisi
penisnya terbenam seluruhnya sampai ke pangkal rahim tante. Terasa ujungnya
menyentuh dinding2 hangat yang sangat nyaman rasanya. Ia menghentikan aksi
dorongnya krn sudah tidak bisa mendorong lagi. Semua terdiam . kami menunggu
reaksi tante selanjutnya. Eko mulai tampak bimbang dan takut. Mungkin ia
menyadari kenekadannya saat itu dan resiko besar yg akan diterimanya bila tante
marah dan memutuskan melaporkan kami ke om Harso atau lebih parah, polisi!!
Posisi mereka tetap sama, eko menindih tante dari atas dan penisnya tertancap
dalam2.
Setelah bbrp menit, tante mulai
buka suara. Ia mulai keliatan tenang dan berusaha menguasai diri. “eko, km
sadar gk kamu lagi apa sayang? Km udah gaulin tante sayang” suaranya lirih dan
lembut namun terdengar sedih. Dibelainya rambut remaja tanggung pertama yg berhasil
melakukan hal tabu thd dirinya itu. “enggg, iya tante” wajah eko keliatan
ketakutan sekali dan penuh rasa bersalah. Namun dia tidak mau menarik penisnya
dari dalam liang tante. Tante mendorong Eko perlahan, penis Eko pun tercabut
dari liangnya. Flop! Mereka berdua tetap duduk di ranjang. Perkataan tante Ayu
selanjutnya membuat kami shock dan tidak akan kami lupakan seumur hidup kami.
“ya sudah. Kalau ini yang kalian
mau, tante cuman bisa pasrah. Eko sekarang kamu lanjutkan saja ya, selesaikan
apa yg km dah mulai. yang lain ke luar dulu. Tante akan puasin kalian satu
persatu. Tante rela kok. Asal ini menjadi rahasia kita berempat” serasa petir
di siang bolong pernyataan itu. Saya dan bambang termangu seperti orang bego
namun perlahan menurut dan beranjak meninggalkan ruangan. “Bambang dan wawan,
tolong liat2 ke luar, tante takut om pulang tiba2”
Kami pun menunggu di luar pintu
kamar. Sambil berjalan ragu ke luar kamar, kami sempat menengok ke belakang,
Eko beranjak naik ke kasur sementara tante menunggu pasrah. Nampaknya tante
sudah putus akal gimana menghadapi kenakalan dan kekurangajaran kami bertiga.
Mungkin dengan cara ini sajalah ia merasa kami tidak akan lagi kurang ajar
besok2 terhadap dirinya. Cara yang sangat menguntungkan kami: melayani kami!
Ini lah titik paling berkesan dalam hidup kami dan kami sadari itu. Alangkah
beruntung nya kami dan alangkah kasiannya Oom Harso, istrinya yang cantik
jelita sebentar lagi akan dilahap 3 anak tanggung kurang ajar.
Dari dalam arah kamar terdengar
suara rintihan tante dan erangan Eko. Gila tu anak, emang nekadnya jangan
ditanya lagi deh. Tp hari ini segala kenekadannya membuahkan hasil. Siapa nyana
dia berhasil menyetubuhi wanita secantik, semolek tante ayu? Bahkan untuk
mengkhayalkan saja untuk kami sudah terlalu muluk saat itu. Kami berusaha
mengintip tp sulit sekali karena lubang angin di atas pintu terlalu tinggi dan
lubang kunci terlalu kecil untuk dapat melihat jelas ke dalam. Dari balik
lubang kunci kami hanya bisa melihat kaki Eko di antara kaki tante dan dalam
posisi menggenjot tante. Ouch, Damn lucky bastard!! Pikir kami saat itu. Tak
lama berselang, terdengar Eko menjerit tertahan. Hmm, selesai juga anak bedebah
itu, pikir aku dan Bambang. Untuk beberapa lama Eko dan Tante terdiam. Kami
tidak berani mengintip lagi takut mereka ke luar kamar tiba2. Tak lama
berselang pintu di buka, Eko keluar dengan tampang lemas tapi puas.
“siapa lagi tuh?” Seringainya.
Aku dan Bambang berpandang2an. Akhirnya Bambang memberikan kode kepadaku untuk
masuk duluan. Dia masih tampak ragu berat melakukan hal ini walaupun kami semua
tau dia sangat menginginkannya. Dengan deg2an aku masuk ke kamar. Nampak Tante
Ayu baru aja selesai basuh2 dari kamar mandi. Ia mengerling ke arahku dengan
wajah sendu. “kamu mau skarang? Tapi pelan2 ya, tante masih capek.” Aku cuman
mengangguk. Tante memeluk aku dan mencium keningku.
“Mudah2an setelah ini, kamu gk
ngelakuin ini sama siapapun seblum kamu nikah ya. Tante yakin tante akan
menyesal tp tante melakukan ini karena tante sayang sama kalian.” “iya tante’
Aku hanya mengangguk2, tapi tentunya tak sedikitpun mengindahkan ucapan itu.
Selagi ia memeluknya, pandanganku hanya ke arah dadanya yang membusung indah
dan hanya ditutupi daster tipis. Aah, Eko, hebat lo bisa merasakan tubuh ini
pertama kali.
Setelah ‘wejangan2nya’ tante
menuntunkku ke arah ranjang. Aku memeluknya dari belakang. Harum. Ia memegang
pinggulku ke arah belakang. Aku melingkarkan tangah membelai perutnya. Aku
menaikkan bagian bawah daster sampai ke pinggang sambil menciumi lehernya.
Tanganku membelai pinnggangnya yg kecil dan liat, menyelipkan jariku di
pusarnya. Mataku sesekali menyapu pandangan ke sekeliling kamar. Tidak ada
perasaan bersalah sedikitpun melihat foto2 tante ayu, suami dan keluarganya.
Akal sehatku mati, yg ada hanyalah keinginan untuk mencetak score pertamaku.
Dan dengan wanita secantik dan semulus itu!!! Tanganku membelai bagian tengah
pahanya yg sudah kembali terbalut celana dalam, meraba tekstur bulu2 halus itu
dari balik celana dalam tipis merupakan pengalaman menarik tersendiri. Jariku
mulai meraba ke arah ‘belahan bawah’. Hmm sudah mulai basah. Andai saat itu aku
sudah pernah merasakan seks, tentunya aku akan terus melanjutkan foreplay
dengan berbagai macam teknik, namun aku tak kuat. Secepatnya aku dotong
badannya agar menekuk dan menungging di pinggir kasur. Aku pelorotin celana
dalamnya. Yang aku liat skarang adalah belahan vagina yg tertutup bulu2 halus
dan pendek. Aku terpana. Ini kah vagina pertamaku? Seindah ini kah? Pantat
tante membulat sempurna, pinggangnya begitu kecil dan kencang, tidak sedikitpun
seperti orang yg pernah melahirkan 2 anak. Aku memelorotkan celanaku sendiri dan
blesssss… aku seakan hendak berteriak kencang namun bisa mengontrol diri, agar
tetangga tidka mendengar. Tante berusaha meraih kepalaku ke arah belakang
punggungnya, sehingga badannya agak meliuk. Aku mulai menggenjot, struktur
kulit dan tulang di dalam vagina benar2 baru bagiku saat itu. Aku menggenjot
dan menggenjot. Namun tidak sampai 5 menit, semprotan kencang spermaku tidak
dapat lagi aku tahan. Aku menyemprot dan menyemprot sampai tetes terakhir,
semua nya di dalam, tak satupun yg aku keluarkan. Vagina tante berdenyut
kencang sekali, mencengkram penisku seperti memerasnya. Tak lama aku terkulai
lemas. Tante mengambil tissue dan mengelap liang vaginanya.
“aduuh,, supply nya banyak sekali
protein murni deh buat tante hari ini” wajahnya tetap jenaka, aku memandang
tubuhnya sekali lagi seakan tidak percaya. Tante mencium kening ku sekali lagi.
“udah sayang?” Aku tersenyum lemah. “sudah tante’ “ok, kamu sekarang basuh2,
terus panggil bambang ya. Lupakan apa yang barusan terjadi. Tante senang kamu
menikmatinya, tante ingin kamu kenang barusan sebagai sex pertama kamu, tp
bukan dengan tante’ aku hanya mengiyakan. Giliran selanjutnya tentunya bambang.
Aku menyuruhnya masuk, dan menunggu di luar dengan eko. Di luar dugaan, bambang
berada di dalam lama sekali. Hampir satu jam. Belakangan dia baru cerita justru
anti klimaks, tidak bisa ereksi, mungkin karena terlalu tegang dan merasa kikuk
serta bersalah. Namun akhirnya berhasil dengan ketelatenan tante Ayu yg sangat
tenang dan cool malam itu. Kami benar2 mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga. Setelah bambang selesai, hampir satu jam kami duduk2 di ruang TV
menonton acara komedi. Namun pikiran kami tak satupun yang tau apa isi acara.
Terbayang pengalaman luar biasa ygn baru terjadi.
Ketika aku kuliah, sempat sekali
pulang dan menelpon tante Ayu, dia sudah anak 3, bambang dan Eko sudah pindah
jg. Eko ke Melbourne melanjutkan kuliah malah. Aku janjian dengan tante di KFC
dekat rumah tante. Pulangnya aku menjemput anak bungsu tante ke sekolah dengan
tante jg. Sesampai di rumah, anak itu langsung makan dan tidur siang. Aku
melahap tante Ayu sebagai nostalgia, pinggangnya sudah lumayan besar dan
badannya agak kendor namun jangan tanya berapa orgasme yang aku dapat sore itu.

No comments:
Post a Comment